Di
Ambang Pintu Pinangan
Seorang Pemuda
Hendak Meminang Gadis
Ketika
seorang pemuda muslim mencari gadis muslimah untuk dinikahinya dan hendak
membangun kehidupan rumah tangga yang bahagia, maka sesungguhnya gadis ini
terkadang kesulitan untuk memustuskan menerima pinangan pemuda itu. Agaknya gadis
ini memimpikan seorang pemuda yang tampan, kaya, berpendidikan.
Lalu
apa peran segala macam sifat itu dalam kesuksesan pernikahan?
Dalam
bukunya yang bagus Lahdzat Ya Banat, Muhammad Rasyid Uwaid melontarkan sejumlah
pertanyaan yang menyangkut kriteria seseorang lelaki. Berikut ini cuplikannya;
Apakah kekayaan
laki-laki begitu penting?
Tentu saja,
seorang gadis berhak memilih pemuda yang datang meminangnya termasuk golongan
terkenal dari garis keturunan orang kaya. Biarpun demikian, jangan menafikan
pemuda itu dengan memperhitungkan akhlak dan agamanya. Apa manfaat dari harta
sekalipun kaya seperti Qarun apabila pemuda itu tidak berakhlak dan taat pada
agama?
Ingatlah,
Allah adalah Dzat yang mengaruniakan rezeki. Berapa banyak pemuda pas-pasan
ekonominya yang menikahi seorang gadis yang ridha dengannya meskipun dia
berpenghasilan sedikit. Kemudian Allah mengaruniakan rezeki kepadanya hingga
akhirnya menjadi kaya raya.
Berapa banyak
pemuda kaya yang diimpi-impikan oleh para gadis, tapi kekayaan itu pun akhirnya
habis setelah menikah!!
Bertanyalah
dari mana sumber penghasilan pemuda itu? Apakah dari pekerjaan yang halal atau
haram?
Jangan merasa
gembira dengan seorang pemuda yang harta kekayaannya diperoleh dari usaha haram
atau mencuri hak-hak orang lain. Sesungguhnya harta yang diperoleh dengan cara
seperti itu akan cepat sirna.
Apakah profesi
calon suami dapat mendukung suksesnya pernikahan?
Seorang gadis
terkadang mengharapkan suami yang berprofesi sebagai dokter, insinyur, pemimpin
lembaga sosial yang terkenal.
Seorang gadis
mengira bahwa menikah dengan lelaki yang memiliki profesi seperti itu dapat
memenuhi segala keinginannya serta dapat memberikan jaminan hidup yang
sejahtera.
Boleh saja
seorang gadis mengutamakan profesi calon suaminya, tapi dengan syarat jangan
sampai dia yakin bahwa profesi itulah yang akan membahagiakan dan
menyejahterakan hidupnya.
Jangan mengutamakan
profesi calon suami kecuali sesudah Anda mengutamakan akhlak, agama, serta
lingkungan di sekelilingnya. Sesungguhnya hidup mengandung sejumlah tekanan dan
tekanan ini bisa disingkirkan oleh profesi yang digeluti oleh suami, dimana
profesi seperti inilah yang diharapkan oleh sang gadis agar dimiliki calon
suaminya.
Apakah ketampanan calon suami dapat mendukung
suksesnya pernikahan?
Di antara
hak seorang gadis adalah memilih calon suami yang memiliki wajah tampan
sehingga merasa nyaman dengannya. Ketampanan laki-laki jelas berbeda dengan
kecantikan perempuan. Seseorang gadis ada yang memandang bahwa postur tinggi
atau bahu lebar seorang pemuda dianggap bisa menambah ketampanannya.
Kita pun
tahu sesungguhnya seorang gadis mencintai apa yang dicintai oleh seorang
pemuda. Umar bin Khattab mengatakan, “ kalian jangan membenci para gadis yang
mencintai laki-laki berwajah buruk. Sesungguhnya para gadis mencintai apa yang
kalian cintai”.
Oleh karena
itu, para ulama mensunnahkan perempuan yang dikhitbah agar melihat calon
suaminya sebagaimana calon suaminya melihat dirinya agar dia bisa menyaksikan
hal-hal yang bisa membuatnya kagum dari calon suaminya. Bahkan menurut para
ulama, perempuan sangat dianjurkan untuk melihat calon suaminya daripada
laki-laki melihat calon istrinya. Hal ini sebagaimana keterangan dalam Hasyiyah
Ibnu Abidin, “Saat khitbah berlangsung, perempuan lebih dianjurkan untuk
melihat calon suaminya. Sebab calon suami kemungkinan meninggalkan perempuan
yang tidak dicintainya. Ini berbeda dengan perempuan”.
Maksudnya,
seorang suami bisa saja menolak istrinya tanpa perlu menyebutkan alasan,
sedangkan seorang istri tidak bisa melakukan hal itu. Oleh karena itu, sungguh
merupakan kekeliruan apabila wali melupakan ridha seorang gadis terhadap
ciri-ciri fisik calon suami yang hendak meminangnya.
Biarpun demikian,
anda sebagai seorang gadis harus memperioritaskan calon suami yang berakhlak
mulia dan taat beragama. Kemudian dia bisa mempertimbangkan harta calon
suaminya guna mencukupi kebutuhan rumah tangganya nanti. Setelah itu, dia baru
mempertimbangkan ketampanannya. Sebab sebagian gadis lebih memperioritaskan
ketampanan calon suaminya daripada yang lainnya.
Apakah strata pendidikan suami dapat mendukung
suksesnya pernikahan?
Biasanya tak
jadi masalah apabila strata pendidikan suami istri satu tingkat atau hampir
sama. Akan tetapi, akan timbul persoalan apabila strata pendidikan istri lebih
tinggi daripada strata pendidikan suami. Apalagi kalau seandainya prestasi
akademis istri lebih unggul daripada sang suami, lebih-lebih jika istri
menyindir persoalan yang menyangkut diri suami.
Ingatlah,
sesungguhnya jenjang pendidikan yang lebih tinggi bukan berarti menunjukkan
tingkat kedewasaan dan akhlak. Berapa banyak orang yang tingkat pendidikannya
biasa-biasa saja, tapi mereka memiliki akhlak yang mulia. Berapa banyak orang
yang tingkat pendidikannya tinggi, tapi tingkat kedewasaan dan pemikirannya
tampak biasa-biasa saja.
Apakah perbedaan karakter memberikan dampak
negatif?
Seorang gadis
menerima pinangan dari calon suami yang taat agama, kaya, tampan, dan dari
keluarga baik-baik. Lalu gadis ini bersedia menikah dengan calon suami
pilihannya ini.
Pesta pernikahan
berlangsung. Tiba-tiba semua orang dikejutan oleh perselisihan yang terjadi
diantara pengantin baru itu. Lalu apa yang menyebabkan timbulnya perselisihan
itu? Padahal keduanya taat agama, memiliki status sosial sama, serta kesamaan
lainnya?
Sesungguhnya
yang menyebabkan keretakan hubungan suami istri adalah karena karakter mereka
yang berbeda. Misalnya, sang istri lebih menyukai berkunjung dan berkumpul
dengan orang lain dalam setiap kesempatan. Sebaliknya, sang suami lebih suka
menyendiri dan jarang berinteraksi dengan orang lain. Dia lebih senang tinggal
di rumah.
Dan, sang
istri pun ingin mengunjungi teman, tetangga dan kerabatnya, sedangkan sang
suami menyuruh dia tinggal di rumah agar melayani dirinya dan mengasuh anak-anaknya.
Oleh karena
itu, seorang gadis perlu diingatkan untuk mengetahui karakter calon suaminya
yang telah mengkhitbahnya. Kemudian, setelah diadakan akad pernikahan
berdasarkan Al-Qur’an, hendaklah dia berusaha memahami kecenderungan dan
karakter sang suami secara bertahap. Selain itu, sang suami juga ditutut untuk
berusaha menjaga perasaan istrinya.
Jika suami
istri memiliki keserupaan pilar utama pernikahan, yaitu agama, akhlak, materi
yang cukup, ketampanan dan kecantikan, dari keluarga terpandang, maka jangan
sampai muncul karakter yang berbeda di antara mereka sehingga salah satunya
memutuskan bercerai dan akhirnya kehidupan rumah tangga mereka porak-poranda.
Timbul rasa
cemas sejenak
Saat-saat
acara khitbah yang dipenuhi dengan rasa senang dan bahagia, terkadang ingatan
anda timbul rasa cemas sejenak sebab dihantui oleh beban tanggung jawab dan
takut pada persoalan yang tidak dimengerti.
Hanya sejenak
tiba-tiba muncul rasa bingung dan takut, tapi seketika itu perasaan tersebut
akan larut ketika anda benar-benar merenungi firman Allah Ta’ala.
“Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS.Ar-Rum: 21)
Biarlah anda
merasakan hidup seperti dalam ayat tersebut, yaitu hidup penuh dengan “ketentraman,
cinta, dan kasih sayang”. Jika demikian, hati anda akan merasa aman dan tenang.
Khitbah terkadang
berlangsung sampai satu tahun bahkan lebih sebab keadaan ekonomi atau
pendidikan. Terkadang muncul pula persoalan-persoalan lain di mana kedua belah
pihak tak sanggup menyelesaikannya dengan sempurna.
Ingatlah selalu,
pasangan suami istri tidak mungkin punya gambaran watak dasar yang sama. Dalam pernikahan,
memang tidak diperlukan kesesuaian watak dan kebiasaan antara suami istri
(paling tidak ini terjadi dipermulaan pernikahan saja).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar