BAB I
LATAR BELAKANG
A. LATAR
BELAKANG
Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran
tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi
keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan juga merupakan kesimpulan dari
pencatatan transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan
adalah media yang paling penting untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi
manajemen. Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
SAK memberikan fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun
estimasi akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan
fleksibilitas tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan
pencatatan akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.
Dalam rangka
membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menginterpretasikan
laporan keuangan maka perlu dibuat analisis laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan dimaksudkan untuk membantu bagaimana memahami laporan keuangan,
bagaimana menafsirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana
mengevaluasi laporan keuangan dan bagaimana menggunakan informasi keuangan
untuk pengambilan keputusan. Teknik analisis yang sering digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio. Analisis rasio adalah
teknik analisis untuk mengetahui hubungan matematis dari pos-pos tertentu dalam
setiap elemen laporan keuangan. Hasil dari perhitungan rasio akan dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, agar dapat diketahui perubahan yang terjadi, apakah
mengalami kenaikan atau penurunan.
Analisis laporan keuangan
menggunakan perhitungan rasio-rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial
perusahaan dimasa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Rasio dapat
dihitung berdasarkan sumber datanya yang terdiri dari rasio-rasio neraca yaitu
rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, rasio-rasio laporan
laba-rugi yang disusun dari data yang berasal dari perhitungan laba-rugi, dan
rasio-rasio antar laporan yang disusun berasal dari data neraca dan
laporan laba-rugi. Laporan keuangan perlu disusun untuk mengetahui apakah
kinerja perusahaan tersebut meningkat atau bahkan menurun dan didalam
menganalisis laporan keuangan diperlukan alat analisis keuangan, salah satunya
adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan tersebut
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage), rasio aktivitas,
rasio profitabilitas, dan rasio pertumbuhan.
Diharapkan dengan analisis ini dapat
diketahui gambaran keadaan keuangan perusahaan, sehingga interpretasi pengguna
laporan terhadap laporan keuangan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan,terutama bagi direktur dalam rangka menetapkan kebijakan,
menyusun rencana yang lebih baik, serta menentukan kebijaksanaan yang lebih
tepat agar prestasi manajemen semakin baik pada tahun-tahun berikutnya.
Mengingat pentingnya analisis terhadap laporan keuangan sebagai alat bantu
serta sumber informasi dalam menilai kondisi keuangan serta prestasi
(keberhasilan) suatu perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti
yang telah diuraikan di atas, maka peneliti sangat tertarik untuk mendalami dan
membahas topik tentang “Analisa Laporan Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk”.
B. IDENTIFIKASI
MASALAH
Analisis laporan keuangan mempunyai
ruang lingkup yang sangat luas dan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan
di atas, maka penulis hanya akan membahas tentang analisis kinerja keuangan
dengan menggunakan Current Ratio (CR), Retrun on Asset (ROA) dan Debt to Equity
Ratio (DER) untuk menilai kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk pada tahun 2010-2011. Adapun data yang akan dipakai adalah neraca dan
laporan laba rugi.
C. RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan
masalah yang ingin dikemukakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah
sebagai berikut :
-
Apakah
Kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk mengalami peningkatan
pada periode 2010-2011 ditinjau dari laporan keuangan dengan menggunakan
analisis Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio?
D. TUJUAN
PENELITIAN
Dari
rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang
ingin dikemukakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut adalah :
-
Untuk
mengetahui kinerja perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dilihat
dari Current Ratio, Retrun on Assets dan Debt to Equity Ratio.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Manfaat
yang diharapkan dari penelitian ini bukan hanya secara teoritis tetapi juga
diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, diantaranya yaitu :
- Bagi Perusahaan
Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga
memberikan gambaran dan pertimbangan bagi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk untuk
mengambil keputusan di masa yang akan datang dan Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam penilaian Kinerja Keuangan instansi
dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk masalah keuangan yang dihadapi.
- Bagi Pembaca
Untuk dapat dijadikan sebagai referensi dalam
menghadapi masalah yang sama dan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
- Bagi Penulis
Untuk sarana menambah ilmu pengetahuan dan penerapan
teori yang diperoleh dengan praktik yang sesungguhnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LAPORAN
KEUANGAN
1. Pengertian Laporan Keuangan
- Laporan keuangan merupakan data akuntansi yang dapat memberikan informasi yang relevan bagi investor, kreditur atau pihak lain dengan mengambil keputusan ekonomi.
- Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan bagi pemakai laporan keuangan. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan di masa yang akan datang.
2. BAGIAN-BAGIAN
LAPORAN KEUANGAN
Bagian-bagian dari laporan keuangan meliputi
:
1. Neraca (Balance Sheet), menyajikan
aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan alokasi dari dana,kewajiban dan
ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber dana perusahaan.
2. Laporan Laba
Rugi (Income Statement), Laporan yang mengikhtisarkan
pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya
setiap satu kuartal atau satu tahun.
3. Laporan Laba
Ditahan (Statement of Shareholders Equity), menyajikan perubahan-perubahan
pada pos-pos ekuitas untuk mengidentifikasi alasa perubahan klaim pemegang
ekuitas atas aktivanya.
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow), Tujuan
dari pembuatan laporan arus kas ini adalah:
a. Memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
b. Memberikan informasi mengenai efek
kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas investasi,aktivitas
pendanaan,aktivitas operasi.
3. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
APB Statement
No.4 berjudul Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
Financial Statements Business Enterprises. Laporan ini bersifat deskriptif,
dan laporan ini banyak mempengaruhi studi-studi berikutnya tentang tujuan
laporan keuangan. Dalam laporan ini, tujuan laporan keuangan di golongkan
sebagai berikut :
1.
Tujuan
Khusus
Tujuan
khusus laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil
usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar sesuai dengan GAAP
2.
Tujuan Umum
·
Memberikan
informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban
perusahaan
- Kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba
- Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba
- Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban
- Mengungkapkan informasi relevan lainnyayang dibutuhkan para pemakai laporan.
3. Tujuan
Kualitatif
- Relevance : memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam pengambilan keputusan.
- Understanability : informasi yang dipilih untuk disajkan bukan saja penting tetapi juga harus informasi yang di mengerti pemakai
- Verifiability : hasil akuntansi harus dapat di periksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.
- Neutrality : laporan akuntansi harus bersikap netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.
- Timelines : laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilaan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
- Comparability : informasi akuntansi harus dapat saling di bandingkan,artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusahaan lain.
- Completeness : informasi akuntansi yang dilaporkan harus harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai
4. PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN
PENGGUNAANNYA
1.
Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan,
atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi
yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen.
2. Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja
dan kesempatan kerja.
3. Pemberi
pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan
informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari
serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan
kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada
pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Stakeholders
(para pemegang saham) : para pemegang saham berkepentingan
dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang
diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya.
6. Pelanggan : para pelanggan berkepentingan
dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada
perusahaan.
7.
Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun
statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
8. Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya:
perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal
domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan
dan rangkaian aktivitasnya.
5. JENIS LAPORAN KEUANGAN
Dua jenis
laporan keuangan utama yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca
dan laporan laba rugi.
Neraca
adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan
pada suatu saat tertentu. Neraca juga berarti suatu laporan yang sistematis
tentang Aktiva (assets), Utang (liabilities), dan Modal Sendiri
(owner’s equity).
Laporan laba
rugi melaporkan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil, dan laba (rugi)
perusahaan selama suatu periode tertentu.
6. MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN
Analisis
Time Series dan Cross Sectional
- Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
- Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
Analisis
Commond Size dan Analisis Index
- Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
- Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
BAB III
PEMABAHASAN
A. SEJARAH
SINGKAT PERUSAHAAN
PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (“TELKOM”, “Perseroan”, atau “Perusahaan”)
adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia.
TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed
wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon
seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara
langsung maupun melalui anak perusahaan. Pada awalnya di kenal sebagai sebuah
badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap atau dengan nama “JAWATAN”.
Pada tahun 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel),PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN
Telekomunikasi). Dan pada tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi
Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tanggal 14 November 1995 di
resmikan PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi
terbesar di indonesia. TELKOM menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire
line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak
(mobile service),data/internet serta jasa multimedia lainnya.
Perkembangan PT Telkom
di Indonesia
Logo
PT Telkom Lama
1882 sebuah badan usaha swasta
penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahaan kolonial
belanda.
1906 Pemerintah Kolonial Belanda
membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi yang diberi
nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone
Dienst/PTT).
1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahaan jepang.
1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat, lepas dari pemerintahaan jepang.
1961 Status jawatan diubah menjadi
Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).
1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro), dan Perusahaan negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
1974 PN Telekomunikasi disesuaikan
menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa
telekomunikasi nasional maupun internasional.
1980 PT Indonesian Satellite
Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi
internasional terpisah dari perumtel.
1989
Undang-undang
nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta dalam
penyelenggaraan telekomunikasi.
1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No 25 tahun 1991.
1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange.
1996
Kerja sama
Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi
Regional I Sumatra – dengan mitra PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo); Divisi
Regional III Jawa Barat dan Banten – dengan mitra PT Aria West International
(AriaWest); Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta – dengan mitra PT
Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI); Divisi Regional VI Kalimantan –
dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra); dan Divisi Regional VII
Kawasan Timur Indonesia – dengan mitra PT Bukaka Singtel.
1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.
2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.
2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Dalam meningkatkan usahanya serta memberikan proteksi yang sesuai dengan keinginan masyarakat, PT.Telkom telah membuka kantor-kantor Cabang dan Perwakilan yang terdapat di berbagai regional yang terdiri dari : 7 DIVRE yaitu Divre 1 Sumatera, Divre 2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat, Divre 4 Jawa Tengah & DI.Yogyakarta, Divre 5 Jawa Timur, Divre 6 Kalimantan, Divre 7 kawasan Timur Indonesia. PT. Telkom Juga mempunyai anak perusahaan seperti, Telkomsel, Telkomvision/Indonusa, Infomedia, Graha Sarana Duta / GSD, Patrakom, Bangtelindo, PT FINNET Indonesia.
1999 Undang-undang nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi.
2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Dengan transaksi ini, TELKOM menguasai 72,72% saham Telkomsel. TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.
2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Dalam meningkatkan usahanya serta memberikan proteksi yang sesuai dengan keinginan masyarakat, PT.Telkom telah membuka kantor-kantor Cabang dan Perwakilan yang terdapat di berbagai regional yang terdiri dari : 7 DIVRE yaitu Divre 1 Sumatera, Divre 2 Jakarta, Divre 3 Jawa Barat, Divre 4 Jawa Tengah & DI.Yogyakarta, Divre 5 Jawa Timur, Divre 6 Kalimantan, Divre 7 kawasan Timur Indonesia. PT. Telkom Juga mempunyai anak perusahaan seperti, Telkomsel, Telkomvision/Indonusa, Infomedia, Graha Sarana Duta / GSD, Patrakom, Bangtelindo, PT FINNET Indonesia.
Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM:
*Telepon
1. Telepon tetap (PSTN), layanan telepon tetap yang hingga kini masih menjadi monopoli TELKOM di Indonesia.
2.Telkom
Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA
*Data/Internet
1.TELKOMNet Instan, layanan akses internet dial up
2.TELKOMNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus perusahaan
3.Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band) menggunakan teknologi ADSL
4. e-Business (i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron)
5.SolusiEnterprise-INFONET
6.TELKOMLinkDINAccess
Sampai dengan 31 Desember 2009, jumlah pelanggan TELKOM telah tumbuh sebesar 21,2% atau menjadi 105,1 juta pelanggan. TELKOM melayani 8,4 juta pelanggan telepon tidak bergerak kabel, 15,1 juta pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel, dan 81,6 juta pelanggan telepon seluler.
Sampai dengan 31 Desember 2009, sebagian besar dari saham biasa TELKOM dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik. Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa tercatat). Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2009 adalah Rp9.450 dengan nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190.512 miliar atau 9,43% dari kapitalisasi pasar BEI.
Untuk menghadapi tantangan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan mobilitas dankonektivitas tanpa putus, TELKOM telah memperluas portofolio bisnisnya yang mencakup telekomunikasi, informasi, media dan edutainment (TIME). Dengan meningkatkan infrastruktur, memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan memobilisasi sinergi di seluruh jajaran TELKOMGroup, TELKOM dapat mewujudkan dan memberdayakan pelanggan ritel dan korporasi dengan memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih baik.
Pada tahun 2009, laba bersih konsolidasian kami sebesar Rp11.332,1 miliar meningkat 6,7% dibanding tahun 2008 atau 100,8% terhadap target tahun 2009. Sementara itu margin laba bersih kami sebesar 17,5% di tahun 2009 yang merupakan pencapaian 105,4% terhadap target margin laba bersih.
Prestasi keuangan tersebut didukung oleh kinerja operasional kami yang juga solid. Saat ini kami melayani 105,2 juta pelanggan, dari bisnis seluler, telepon tidak bergerak dan telepon tidak bergerak nirkabel. jumlah tersebut merupakan pencapaian 106% terhadap target perusahaan. Penambahan pelanggan kami dipimpin oleh bisnis seluler yang bertambah 16,34 juta pelanggan atau pencapaian 162% terhadap target perusahaan tahun 2009.
*Data/Internet
1.TELKOMNet Instan, layanan akses internet dial up
2.TELKOMNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan fokus perusahaan
3.Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band) menggunakan teknologi ADSL
4. e-Business (i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb Kiostron, TELKOMWeb Plazatron)
5.SolusiEnterprise-INFONET
6.TELKOMLinkDINAccess
Sampai dengan 31 Desember 2009, jumlah pelanggan TELKOM telah tumbuh sebesar 21,2% atau menjadi 105,1 juta pelanggan. TELKOM melayani 8,4 juta pelanggan telepon tidak bergerak kabel, 15,1 juta pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel, dan 81,6 juta pelanggan telepon seluler.
Sampai dengan 31 Desember 2009, sebagian besar dari saham biasa TELKOM dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dan sisanya dimiliki oleh pemegang saham publik. Saham TELKOM diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”), New York Stock Exchange (“NYSE”), London Stock Exchange (“LSE”) dan Tokyo Stock Exchange (tanpa tercatat). Harga saham TELKOM di BEI pada akhir Desember 2009 adalah Rp9.450 dengan nilai kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2009 mencapai Rp190.512 miliar atau 9,43% dari kapitalisasi pasar BEI.
Untuk menghadapi tantangan dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan mobilitas dankonektivitas tanpa putus, TELKOM telah memperluas portofolio bisnisnya yang mencakup telekomunikasi, informasi, media dan edutainment (TIME). Dengan meningkatkan infrastruktur, memperluas teknologi Next Generation Network (NGN) dan memobilisasi sinergi di seluruh jajaran TELKOMGroup, TELKOM dapat mewujudkan dan memberdayakan pelanggan ritel dan korporasi dengan memberikan kualitas, kecepatan, kehandalan dan layanan pelanggan yang lebih baik.
Pada tahun 2009, laba bersih konsolidasian kami sebesar Rp11.332,1 miliar meningkat 6,7% dibanding tahun 2008 atau 100,8% terhadap target tahun 2009. Sementara itu margin laba bersih kami sebesar 17,5% di tahun 2009 yang merupakan pencapaian 105,4% terhadap target margin laba bersih.
Prestasi keuangan tersebut didukung oleh kinerja operasional kami yang juga solid. Saat ini kami melayani 105,2 juta pelanggan, dari bisnis seluler, telepon tidak bergerak dan telepon tidak bergerak nirkabel. jumlah tersebut merupakan pencapaian 106% terhadap target perusahaan. Penambahan pelanggan kami dipimpin oleh bisnis seluler yang bertambah 16,34 juta pelanggan atau pencapaian 162% terhadap target perusahaan tahun 2009.
B.
LAPORAN
KEUANGAN (Tahun 2010)
LAPORAN
KEUANGAN (Tahun 2011)
1. Laporan Neraca Konsolidasian PT.
Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan
a.
Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas
ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat
diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan
aset perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan.
Rumus:
= Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
Tahun
2010 Rp 21.416 =
0.213092407 atau 0.21
Rp100.501
Tahun
2011 Rp20.587 =
0.202381183 atau 0.20
Rp
103.058
Rendahnya
rentabilitas tergantung pada :
·
Operating
Profit Margin
Menggambarkan
apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari
penjualan yang dilakukan.
Rumus :
Laba bersih sebelum pajak
Penjualan
Tahun
2010 Rp21.416 =
0.312054670 atau 0.31 = 31%
Rp68.629
Tahun
2011 Rp 20587 =
0.288924130 atau 0.28 = 28%
Rp71.254
·
Asset
Turnover
Rasio yang
biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan,
makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan
tersebut.
Rumus :
Penjualan
Total Aktiva
Tahun
2010 Rp68.629 =
0.682868827 atau 0.68 = 68%
Rp 100.501
Tahun 2011 Rp71.254 =
0,691423913 atau 0.69 = 69%
Rp103.054
b.
Perhitungan Analisis Ratio
Solvabilitas
Menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu
pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Rasio solvabilitas
terdiri dari:
·
Ratio Hutang
Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)
Menggambarkan
sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar
dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
Total Hutang
Total Modal
Tahun
2010 Rp 44.086
= 0.781458831 atau 0.78 = 78%
Rp56.415
Tahun
2011 Rp42.073 =
0.689936209 atau 0.68 = 68%
Rp 60.981
Analisis:
Pada tahun
2010, ratio hutang modal sebesar 78% yang diperoleh dari perbandingan total
hutang sebesar Rp44.086 dengan penjualan
sebesar Rp56.415. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp
0,78%.
Pada tahun
2011 terjadi penurunan dari 78% pada tahun 2010 menjadi sebesar 68% pada tahun
2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp42.073 dengan
penjualan sebesar Rp60.981. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang
sebesar Rp0.68%.
·
Debt
Ratio
Menunjukan
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
Tahun
2010 Rp44.086 = 0.438662301 atau
0.43 = 43%
Rp100.501
Tahun
2011 Rp42.073 = 0.408261688 atau 0.40
= 40%
Rp103.054
Analisis
Dikarenakan
Debt Ratio yang digambarkan oleh PT. Telkom semakin kecil,maka hutang yang
dimiliki perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa PT.
Telkom, Tbk mengembalikan pinjaman yang semakin kecil pula.
·
Times
Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)
Rasio yang
mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka
panjang.
Rumus;
Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak
Beban Bunga
Tahun
2010 Rp Rp 21.416 =
0.4285771463 atau 0.42 = 42%
Rp
49.970
Tahun
2011 Rp Rp20.587 =
0.4450858304 atau 0.44 = 44%
Rp
46.254
Analisis
Pada tahun
2010 ratio coverage PT. Telkom Tbk yakni sebesar 42% yang diperoleh dari
perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp21.416 dengan beban
bunga sebesar Rp49.970
Pada tahun
2011 ratio coverage PT. Telkom mengalami kenaikan dari 44% pada tahun 2012 menjadi 44% pada tahun 2011
yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp20.5871 dengan beban bunga sebesar Rp46.254.
c.
Perhitungan Analisis Ratio
Likuiditas
Menunjukan
besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat
jatuh tempo.
·
Current
Ratio
Rumus:
Aktiva
Lancar
Hutang Lancar
Tahun
2010 Rp18.729 X 100% = 0.836885812
Rp20.473
= 83%
Tahun
2011 Rp21.258 X 100% = 0.9178447238
Rp22.189
= 91%
Analisis
Pada tahun
2010, current ratio PT.Telkom Tbk 83% yang diperoleh dengan perbandingan aktiva
lancar sebesar Rp18.729 dengan hutang lancar sebesar Rp20.473. Hal ini berarti
setiap Rp 1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp
0.83.
Pada tahun
2011, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 83% pada tahun 2010
menjadi 91% pada tahun 2011 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar
sebesar Rp21.258 dengan hutang lancar Rp22.189 Ini berarti setiap Rp1 , hutang
lancar belum dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91.
·
Quick Ratio
Digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva
paling liquid.
Rumus:
Aktiva Lancar - Persediaan
X 100%
Hutang Lancar
Tahun
2010 Rp18729- Rp89 X 100% = Rp18640 X 100%
Rp20473 Rp20473
= 0.91046744492
= 0.91%
Tahun
2011 Rp 21.258- Rp335 X
100% = Rp20923 X 100%
Rp22.189 Rp22.189
= 0.9429447023
= 94%
Analisis
Pada tahun
2010, quick ratio PT. Telkom Tbk 91% yang diperoleh dengan perbandingan quick
asset sebesar Rp18.729 dengan hutang lancar Rp20.473Hal ini berarti setiap Rp1,
hutang lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.91.
Pada tahun
2011, quick ratio mengalami kenaikan dari 91% pada tahun 2010 menjadi 94% pada
tahun 2011 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp2.1258
dengan hutang lancar Rp22.189 Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belum bisa
dijamin quick asset sebesar Rp0.94.
·
Cash Ratio
Digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
Kas(Bank) X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2010 =
Rp 91.20 X 100%
= 0.4454637584
Rp 20.473 = 44%
Tahun 2011 = Rp96.34 X
100% = 0.312497183
Rp 22.189 = 31%
Analisis
Pada tahun
2010, cash ratio PT. Telkom Tbk sebesar 41% yang diperoleh dari perbandingan
kas(bank) sebesar Rp91.20 dengan hutang lancar sebesar Rp20.473. Hal ini
berarti setiap Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.44%.
Pada tahun 2011, cash ratio PT. Telkom Tbk mengalami
penurunan dari 41% pada tahun 2010
menjadi 31% pada tahun 2011 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp96.34
dengan hutang lancar sebesar Rp22.189. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar
dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.31%.
BAB IV : KESIMPULAN
Setelah
melakukan analisa laporan keuangan pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan
Anak Perusahaan dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja perusahaan tersebut
sudah cukup baik, karena dapat dilihat dari tahun yang dibandingkan yaitu tahun
2010 dan 2011 perusahaan tersebut mengalami laba yang kenaikannya cukup pesat.
Penjualan perusahaan tersebut juga meningkat cukup baik. PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. juga lebih banyak menggunakan ekuitas untuk pendanaan
perusahaanya dari pada menggunakan hutang.
Namun jika dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama,
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. masih kalah dalam penggunaan aktivanya. PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga kurang dalam pengoptimalan perputaran
persediaannya. Kelebihan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dari pada perusahaan
lain yang sejenis yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mampu lebih baik dalam
hal pendanaan perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak
di bidang yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Sofyan,
Syafri Harahap. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Penerbit : Rajawali Pers
Novita Suryandari,SE,Ak. Diktat analisis kinerja
perusahaan. 2011. Purworejo. STIE Rajawali.
Novita
Suryandari,SE,Ak. Power point diskusi analisis perusahaan. 2011.
Purworejo. STIE Rajawali.
Dwi Prastowo
dan Rifka Julianty, 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP YKPN.
Darsono dan
Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi
Keiso,
Donald E, Weygandt, Jery J, 2002, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketujuh. Jilid
Ketiga, Alih Bahasa Herman Wibowo, Binapura Aksara, Jakarta.
Kieso E.
Donald, Weygandt J. Jerry dan Warfiedld Terry D. Intermediate Accounting, IFRS
Edition, Copyright 2011, John Wiley & Son (Asia) Ptc Ltd.
Mulyadi.
2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Revisi.
Yogyakarta. Bagian Penerbit Universitas Gajah Mada.
Munawir,
2004, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit Liberti, Yogyakarta.
Soemarso SR,
2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rineka Citra.
www.telkom.co.id, diunduh pada
Senin, 22 Desember 2014 pukul 19.47
www.wikipedia.com, diunduh pada
Senin, 22 Desember 2014 pukul 20.19
Selamat Tahun Baru semuanya,
BalasHapusNama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.