Kecantikan, Alasan Utama Laki-laki Menikahi Wanita?
Laki – laki, diberikan kemampuan secara naluriah untuk
merasakan, menguasai sekaligus menikmati kecantikan wanita dengan “ caranya”
masing-masing baik halal maupun haram. Cantik atau tidak cantik dalam kamus
tiap lelaki bisa saja berbeda. Daya tarik wanita bagi setiap laki-laki
berlainan antara seorang laki-laki dengan laki-laki lainnya. Terkadang, seorang
wanita tampak cantik dan sempurna di mata laki-laki A, tapi tidak demikian
halnya dengan laki- laki B yang menganggap wanita tersebut tidak cantik dan
biasa-biasa saja.
Berbeda dengan hewan yang tidak memiliki sense sebagaimana
manusia. Hewan jantan, memiliki standar baku dalam memilih betina, yaitu
kesiapan betina untuk dibuahi. Hewan jantan cenderung bahkan sama sekali tidak
memperhatikan apakah betinanya cantik atau tidak. Ia juga bisa dengan mudah
berganti pasangan dan membuahi betina lain yang siap dan mau dibuahi. Karena itulah,
hewan hanya mengenal KAWIN, bukan MENIKAH.
Barangkali, karena adanya rasa dan kesadaran akan kecantikan
itulah yang membuat laki-laki tertarik dan berhasrat kepada seorang wanita dan
berusaha menjalin hubungan dengannya (Mahasuci Allah yang telah mensyariatkan ghaddul
bashar sehingga laki-laki dan wanita bisa menjaga pandangannya). Banyak laki-laki
menjatuhkan pilihannya pada wanita yang ia anggap cantik dan berjuang untuk
mendapatkannya. Pun, laki-laki juga dapat tergila-gila karena kecantikan
wanita.
Namun, benarkah kecantikan wanita adalah dasar bagi laki-laki
untuk menikahi wanita? Apa iya laki-laki begitu mempertimbangkan kecantikan dan
keseksian dalam memilih seorang wanita sebagai pendamping hidup untuk
mengarungi bahtera pernikahan? Bukan sekedar untuk dipacari dan ‘dihisap’
kecantikannya, kemudian setelah bosan ia bebas terbang mencari wanita cantik
lainnya?
Selain kebutuhan visual, laki-laki juga memiliki kebutuhan
batiniah. Laki- laki memang menyenangi ‘pemandangan’ kecantikan perempuan. Akan
tetapi, kecantikan tidak cukup sebagai modal keberlangsungan kehidupan rumah tangga
dan utuhnya pernikahan. Pernikahan yang hanya didasari ketertarikan fisik, akan
mengalami keguncangan jika pesona fisik pasangan telah memudar. Seiring dengan
hilangnya keindahan fisik, hilang pula ketertarikan dan perasaan pada pasangan.
Karena pesona fisiklah yang menjadi sumber kebahagiaan dan pengikat perasaan. Maka,
jika tubuh tak lagi cantik menarik, sumber kebahagiaan menghilang dan
terurailah tali pengikat perasaan.
Pada dasarnya, sumber kebahagiaan laki-laki sebagai suami adalah
memiliki istri yang bisa memfungsikan dirinya sebagai istri sejati. Shalihah, setia mendampingi suami dalam
suka maupun duka. Taat, menjaga diri dan harta suami, memelihara kehormatan dan
harga dirinya, berakhlak mulia, serta sebagai perawat sekaligus pendidik yang
baik bagi anak-anaknya.
Islam memang memperbolehkan seorang laki-laki memilih wanita
yang lebih cantik daripada wanita yang kurang cantik untuk dinikahi. Karena laki-laki
lebih cenderung memilih wanita yang cantik secara fisik. Salah satu kepuasan
laki-laki, memang pada kepuasan visualnya. Namun, jika seorang laki-laki
menginginkan wanita sekadar memuaskan pandangan dengan menikmati wajah
cantiknya, maka laki-laki tersebut akan
didera kebosanan dan pastinya ingin menikmati wajah lain yang cantik.
Tidak ada larangan bagi laki-laki memilih istri berwajah cantik
dan memiliki keindahan fisik. Apalagi jika cantik luar dalam. Cantik secara
fisik, juga cantik secara batin. Namun, yang seperti ini bagaikan mencari
mutiara di laut yang dalam. Hanyalah wanita tertentu yang dikarunia keutamaan
Allah menjadi wanita cantik secara totalitas. Dan laki-laki tertentu pula yang
mendapat keutamaan memiliki pendamping demikian.
Jika Allah mengaruniai kecukupan fisik (bukan kelebihan atau keistimewaan
fisik) pada diri kita, maka yakinlah dan berdoalah bahwa Allah akan ‘mengirim’
seorang laki-laki yang berhati besar, berakal panjang dan tentu saja beriman).
Seorang laki-laki yang berhati besar, tidak akan melihat
kecantikan sebagai faktor yang paling utama dalam memilih wanita sebagai
istrinya. Karena, kecantikan bukanlah parameter yang bisa diunggulkan. Di balik
seraut wajah, ada bermacam rahasia. Yang cantik belum tentu yang terbaik untuk
dirinya. Dan yang terbaik baginya, tidak harus cantik sempurna.
Seorang laki-laki beriman, akan menilai wanita dengan penuh
kedewasaan, kematangan dan keimanan. Karena ia menyadari bahwa kecantikan yang
dimiliki wanita hanyalah sebagian dari iradah
kauniyah Allah. Wanita tersebut cantik atau tidak cantik adalah ketetapan
Allah. Ia akan menilai wanita sebagaimana Allah menilainya. Yaitu berdasarkan
iman dan takwanya.
Sungguh, wajah seorang wanita yang bercahaya karena kekhusyukan
dan ketakwaannya jauh lebih memikat karena membawa efek ketenangan dan
kesejukan, daripada wanita cantik jelita tapi suram tak bercahaya. Maka laki-laki
yang melihat dengan hatinya bukan sekedar pandangan mata tidak akan tertipu
dalam menilai seraut wajah.