Nama : Siti Maroha
NPM : 27212068
Kelas : 1EB24
Mata Kuliah : Perekonomian Indonesia
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
A. PERKEMBANGAN DANA PEMBANGUNAN DI INDONESIA
APBN Adalah suatu daftar atau penjelasan
terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran negara dalam jangka waktu satu
tahun yang ditetapkan dengan Undang-undang, serta dilaksanakan secara terbuka
dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Masa berlaku APBN :
APBN
Indonesia mulai tahun 2000 ditetapkan berlaku mulai 1 Januari sampai
dengan 31 Desember tahun yang sedang berjalan. Sebelum tahun 2000 APBN
berlaku mulai 1 April sampai dengan 30 Maret tahun berikutnya.
Fungsi APBN:
Fungsi Alokasi
Berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber penerimaan negara untuk membiayai
belanja negara.
Fungsi Distribusi
Berkaitan dengan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Pemerataan
kesejahteraan dapat terwujud jika pemanfaatan penerimaan negara dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
Fungsi Stabilitas
Berkaitan dengan pengaturan perekonomian nasional agar tetap seimbang, yaitu
permintaan agregat (keseluruhan) sama dengan penawaran agregat. APBN bagi
pemerintah sebagai instrumen pengendali perekonomian, baik dalam kondisi
perekonomian yang stabil, depresi ataupun inflasi.
Tujuan penyusunan APBN :
Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR dan
rakyat
Meningkatkan koordinasi dalam lingkungan pemerintah
Membantu pemeritah mencapai tujuan kebijakan fiscal
Memungkinkan pemerintah memenuhi prioritas belanja Negara
Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik.
Dari segi perencanaan pembangunan di Indonesia, APBN
adalah konsep perencanaan pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena
iyulah APBN selalu disususn setiap tahun.
Maka secara gari besar APBN terdiri dari pos – pos seperti dibawah ini :
• Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan
pembangunan
• Sedangkan dari sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan
APBN disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan
memperhatikan prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut perlu diperhatikan
mengingat tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam
negeri dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kbutuhan biaya
pembangunan di Indonesia.
Meskipun dari PELITA ke PELITA jumlah tabungan pemerintah sebagia sumber
pembiayaan pembangunan terbesar, terus mengalami peningkatan namun
kontribusinya terhadap keseluruhan dana pembangunan yang dibutuhkan masih jauh
dari yang diharapkan. Dengan kata lain ketergantungan dana pembangunan terhadap
sumber lain, dalam hal ini pinjamanan luar negeri masih cukup besar. Namun
demikian mulai tahun terakhir PELITA, prosentase tabungan pemerintah sudah
mulai lebih besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari
peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan, serta dengan dukungan
beberapa kebijakan pemerintah dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan
penerimaan negara lainnya. Untuk menghindari terjadinya deficit anggaran
pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber dana dari luar negeri, dan
meskipun IGGI ( Inter Govermmental Group on Indonesia ) bukan lagi menjadi
forum Internasional yang secara formal membantu pembiayaan pembangunan di
Indonesia, namun dengan lahirnya CGI ( Consoltative Group on Indonesia )
kebutuhan pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat diharapkan.
Yang perlu diingat bahwa sebaiknya pinjaman tersebut ditempatkan sebagai
pelengkap pembangunan dan peran tabungan pemerintahlah yang tetap harus
dominan, bukan sebaliknya.
B. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
Anggaran
merupakan
implementasi dari rencana dari rencana strategi yang telah ditetapkan.
Penyusunan
anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk
pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu.
Anggaran
merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk
periode satu tahun.
Karakteristik
Anggaran :
- Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit
usaha
- Anggaran dinyatakan dalam
satuan keuangan, walaupun satuan keuangan tersebut dibantu dengan data non
keuangan (misal jumlah unit yang dijual atau diproduksi)
- Anggaran umumnya meliputi
periode satu tahun
- Anggaran merupakan
komitmen manajemen
- Usulan anggaran ditelaah
dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari penyusun anggaran
- Anggaran yang telah
disusun hanya dapat dirubah jika terjadi kondisi khusus
- Secara periodic, dilakukan
analisis selisih antara anggaran dengan sesungguhnya dan dijelaskan
Kegunaan
anggaran :
- Memperjelas rencana
strategi
- Membantu koordinasikan
kegiatan beberapa bagian dari suatu
organisasi
- Melimpahkan tanggung jawab
kepada manajer
- Memperoleh kesepakatan
bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja manajer
Isi
anggaran :
- Anggaran pendapatan
- Anggaran Biaya produksi
dan Biaya penjualan
- Anggaran biaya pemasaran
- Anggaran Biaya
Adiministrasi dan Umum
- Anggaran litbang
- Anggaran lainnya :
anggaran modal, anggaran neraca, anggaran aliran kas
Proses
penyusunan anggaran :
- Menerbitkan pedoman
penyusunan anggaran oleh staf anggaran yang disetujui manajer puncak
- Membuat proposal anggaran
permulaan oleh masing2 manajer pusat pertanggungjawaban
- Negosiasi, yaitu
mendiskusikan anggaran yang diusulkan
- Slack, yaitu perbedaan
Karena menurunkan tingkat penjualan atau menaikkan biaya
- Review dan persetujuan
oleh CEO/ Dewan direktur
- Revisi anggaran, baik
secara sistematis maupun kondisi khusus
Teknik
kuantitatif dalam penyusunan anggaran :
- Simulasi
- Estimasi Probabilitas
- Anggaran tak terduga
Secara garis besar, proses penyusunan anggaran terbagi menjadi
2, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan dari bawah ke atas (bottom-up).
1). Dari Atas ke Bawah ( top-down )
Merupakan proses penyusunan anggaran tanpa
penentuan tujuan sebelumnya dan tidak berlandaskan teori yang jelas. Proses
penyusunan anggaran dari atas ke bawah ini secara garis besar berupa pemberian
sejumlah uang dari pihak atasan kepada karyawannya agar menggunakan uang yang
diberikan tersebut untuk menjalanan sebuah program. Terdapat 5 metode
penyusunan anggaran dari atas ke bawah, yaitu :
- Metode kemampuan ( the affordable method ), yaitu metode
dimana perusahaan menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan
operasional dan produksi tanpa mempertimbangkan efek pengeluaran tersebut.
- Metode pembagian semena-mena ( Arbitrary
allocation method ), yaitu proses pendistribusian anggaran yang tidak
lebih baik dari metode sebelumnya.
- Metode persentase penjualan ( Percentage of sales ), yaitu menggambarkan efek yang
terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan dengan presentase
peningkatan penjualan dilapangan.
- Melihat pesaing ( competitive parity ) karena sebenarnya
tidak ada perusahaan yang tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya.
- Pengembalian investasi ( return of investment ) yitu
pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait dengan
sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan dan aktivitas promosi
lainnya.
2). Dari Bawah ke Atas ( Bottom-up )
Merupakan proses penyusunan anggaran berdasarkan tujuan yang telah
diterapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan belakangan setelah tujuan selesai
disusun. Proses penyusunan anggaran dari bawah ke atas merupakan komunikasi
strategis antara tujuan dengan anggaran. Ada 3 metode dasar proses penyusunan
anggaran dari bawah ke atas, yaitu :
- Metode tujuan dan tugas ( Objective and task method ) yaitu dengan menegaskan
pada penentusn tujun dan anggaran yang disusun secara beriringan. Terdapat
3 langkah yang ditempuh dalam langkah ini, yakni penentuan tujuan,
penentuan strategi dan tugas yang harus dikerjakan, dan pekiraan anggaran
yang dibutuhkan utuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
- Metode pengembalian berkala ( payout planning )
yaitu menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian modal diterima
setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akam mengalami
rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi keuntungan yang
diterima hasil penjualan. Tahun kedua, perusahaan akan mencapai titik
impas (break event point) antara biaya promosi dengan keuntungan yang
diterima. Setelah masuk tahun ketiga, barulah perusahaan akan menerima
keuntungan penjualan. Strategi ini hasilnya dirasakan dalam jangka
panjang.
- Metode perhitungan kuantitatif ( Quantitative
models ) yaitu mengguakan perhitungan statistik dengan mengolah data yang
dimasukan dalam kommputer dengan teknis analisis regresi berganda (
multiple regresion analysis ). Metode ini jarang digunakan karena kompleks
dalam pemakaiannya.
C. PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN), Adalah Rencana Keuangan Tahunan
Pemerintahan Negara Indonesia Yang
Disetujui Oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN Berisi Daftar Sistematis Dan Terperinci Yang
Memuat Rencana Penerimaan Dan Pengeluaran Negara Selama Satu Tahun Anggaran.
APBN, Perubahan APBN, Dan Pertanggungjawaban APBN Setiap Tahun Ditetapkan
Dengan Undang-Undang.
Secara Keseluruhan Sumber Penerimaan Negara Bersumber Dari :
1. Penerimaan Dalan Negeri, Yang Terdiri Dari;
Penerimaan Perjakan
o Pajak Penghasilan
(Minyak Dan Gas, Non Minyak Dan Gas)
o Pajak Pertambahan
Nilai
o Pajak Bumi Dan
Bangunan
o Bea Perolehan Hak
Atas Tanah Dan Bangun (BPHTB)
o Pajak Lainnya
o Pajak Perdagangan
Internasional
o Bea Masuk
o Pajak/Pengutan
Ekspor
Penerimaan Bukan Pajak
o Penerimaan Sumber
Daya Alam (Minyak Bumi, Gas Alam, Pertambangan Umum, Kehutanan, Perikanan)
o Bagian Laba BUMN
o PNPB Lainnya
2. Penerimaan Luar Negeri
Penerimaan Dari Luar Negeri Dapat Dihasilkan Dari Investasi Atau
Modal Proyek Ataupun Pinjaman Keluar Negeri. Bisa Juga Didapatkan Dari Ekspor
Barang Ataupun Dari Visa Para Tourist Yang Datang Ke Indonesia.
·
Penerimaan
Pajak
- Penerimaan pajak yang
masuk pos penerimaan pemerintah pusat.
- Pajak Dalam Negeri,
(PPh, PPN, PPnBM, PBB, BPHTB, Cukai, dan pajak lain.
3. Pajak Perdagangan
Internasional, (penerimaan bea masuk dan pajak/pungutan ekspor)
·
Penerimaan
Negara Bukan Pajak
- Penerimaan sumber
daya alamyang merupakan hasil pengelolaan kekayaan alam
- Penerimaan atas laba
BUMN, sesuai dengan besarnya kepemilikan saham BUMN
- PNBP lain, seperti
pungutan yang dikelola Kementrian atau lembaga yang berhubungan dengan
pelayanan umum
·
Hibah
Adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan
pihak swasta dalam negeri dan pemerintah daerah serta pihak swasta luar negeri
dan pemerintah luar negeri yang tidak perlu dibayar kembali dan tidak mengikat,
tidak secara terus-menerus, dan dialokasikan untuk kegiatan tertentu sesuai
Nota Kesepahaman.
D. PERKIRAAN PENGELUARAN NEGARA
Pengeluaran Negara merupakan
pengeluaran untuk membiayai kebutuhan maupun kegiatan-kegiatan pada suatu
Negara demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Pengeluaran Negara dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Pengeluaran rutin dan
2. Pengeluaran pembangunan
Pengeluaran rutin Negara merupakan pengeluaran yang selalu ada dan telah
terencana sebelumnya. Pengeluaran rutin ini meliputi :
- Pengeluaran untuk belanja pegawai
- Pengeluaran untuk belanja barang
- Pengeluaran untuk subsidi daerah otonom
- Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
- Dan juga pengeluaran lain-lain
Sedangkan Pengeluaran pembangunan merupakan semua pengeluaran negara untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan. Yang termasuk pengeluaran pembangunan
diantaranya ialah :
- Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen atau lembaga Negara.
- Pengeluaran pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah
- Dan juga pengeluaran pembangunan lain-lain
Inilah beberapa sektor perekonomian yang umumnya terpengaruh oleh besar atau
kecilnya pengeluaran negara, antara lain :
- Sektor produksi
- Sektor distribusi
- Sektor konsumsi masyarakat
- Sektor keseimbangan perekonomian
Jenis – jenis pengeluaran Negara menurut sifatnya meliputi :
1. PENGELUARAN INVESTASI
-> Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan ketahanan ekonomi
di masa datang
2. PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA
-> Pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja, serta memicu peningkatan
kegiatan perekonomian masyarakat
3. PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
-> Pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesejahteraan
masyarakat
4. PENGELUARAN PENGHEMATAN MASA DEPAN
-> Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat langsung bagi negara, namun
bila dikeluarkan saat ini akan mengurangi pengeluaran pemerintah yang lebih
besar di masa yang akan datang
5. PENGELUARAN YANG TIDAK PRODUKTIF
-> Pengeluaran yang tidak memberikan manfaat secara langsung kepada
masyarakat, namun diperlukan oleh pemerintah.
E. DASAR PERHITUNGAN PERKIRAAN
PENERIMAAN NEGARA
Produk Domestik Bruto
PDB Diartikan
Sebagai Nilai Keseluruhan Semua Barang Dan Jasa Yang Diproduksi Di Dalam
Wilayah Tersebut Dalam Jangka Waktu Tertentu (Biasanya Per Tahun). PDB Berbeda
Dari Produk Nasional Bruto Karena Memasukkan Pendapatan Faktor Produksi Dari
Luar Negeri Yang Bekerja Di Negara Tersebut. Sehingga PDB Hanya Menghitung
Total Produksi Dari Suatu Negara Tanpa Memperhitungkan Apakah Produksi Itu
Dilakukan Dengan Memakai Faktor Produksi Dalam Negeri Atau Tidak. Sebaliknya,
PNB Memperhatikan Asal Usul Faktor Produksi Yang Digunakan.
PDB Nominal (Atau Disebut PDB Atas Dasar Harga
Berlaku) Merujuk Kepada Nilai PDB Tanpa Memperhatikan Pengaruh Harga. Sedangkan
PDB Riil (Atau Disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) Mengoreksi Angka PDB
Nominal Dengan Memasukkan Pengaruh Dari Harga.
PDB Dapat Dihitung Dengan Memakai Dua
Pendekatan, Yaitu Pendekatan Pengeluaran Dan Pendekatan Pendapatan. Rumus Umum
Untuk PDB Dengan Pendekatan Pengeluaran Adalah:
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran
Pemerintah + Ekspor – Impor
Di Mana Konsumsi Adalah Pengeluaran Yang
Dilakukan Oleh Rumah Tangga, Investasi Oleh Sektor Usaha, Pengeluaran
Pemerintah Oleh Pemerintah, Dan Ekspor Dan Impor Melibatkan Sektor Luar Negeri.
Sementara Pendekatan Pendapatan Menghitung
Pendapatan Yang Diterima Faktor Produksi:
PDB = Sewa + Upah + Bunga + Laba
Di Mana Sewa Adalah Pendapatan Pemilik Faktor
Produksi Tetap Seperti Tanah, Upah Untuk Tenaga Kerja, Bunga Untuk Pemilik
Modal, Dan Laba Untuk Pengusaha.
Secara Teori, PDB Dengan Pendekatan Pengeluaran
Dan Pendapatan Harus Menghasilkan Angka Yang Sama. Namun Karena Dalam Praktek
Menghitung PDB Dengan Pendekatan Pendapatan Sulit Dilakukan, Maka Yang Sering
Digunakan Adalah Dengan Pendekatan Pengeluaran.
2. Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Merupakan Data Statistik Yang Merangkum Perolehan Nilai Tambah Dari
Seluruh Kegiatan Ekonomi Di Suatu Wilayah Pada Satu Periode Tertentu. PDRB
Dihitung Dalam Dua Cara, Yaitu Atas Dasar Harga Berlaku Dan Atas Dasar Harga
Konstan. Dalam Menghitung PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menggunakan Harga
Barang Dan Jasa Tahun Berjalan, Sedangkan Pada PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Menggunakan Harga Pada Suatu Tahun Tertentu (Tahun Dasar). Penghitungan PDRB
Saat Ini Menggunakan Tahun 2000 Sebagai Tahun Dasar. Penggunaan Tahun Dasar Ini
Ditetapkan Secara Nasional.
Peroduk Domestik Bruto Sebagai Salah Saru
Indicator Ekonomi Memuat Berbagai Instrument Ekonomi Yang Di Dalmnya Terlihat
Jelas Keadaan Makro Ekonomi Suatu Daerah Dengan Pertumbuhan Ekonominya, Income
Perkapita Dan Berbagai Instrument Ekonomi Lainnya. Dimana Dengan Adanya
Data-Data Tersebut Akan Sangan Membantu Pengambil Kebijaksanaan Dalam
Perencanaan Dan Evaluasi Sehingga Pembangunan Tidak Salah Arah.
Angka PDRB Sangat Diperlukan Dan Perlu Disajikan,
Karena Selain Dapat Dipakai Sebagai Bahan Analisa Perencanaan Pembangunan Juga
Merupakan Barometer Untuk Mengukur Hasil-Hasil Pembangunan Yang Telah
Dilaksanakan. PDRB Dapat Didefinisikan Berdasarkan Tiga Pendekatan Yaitu :
A. Pendekatan Produksi (Production Approach)
PDRB Adalah Jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) Yang
Tercipta Sebagai Hasil Proses Produksi Barang Dan Jasa Yang Dilakukan Oleh
Berbagai Unit Produksi Dalam Suatu Wilayah/Region Pada Suatu Jangka Waktu
Tertentu, Biasanya Setahun.
B. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
PDRB Adalah Jumlah Balas Jasa Yang Diterima Oleh
Faktor Faktor Produksi Yang Ikut Di Dalam Proses Produksi Di Suatu
Wilayah/Region Pada Jangka Waktu Tertentu (Biasanya Setahun). Balas Jasa Faktor
Produksi Tersebut Adalah Upah Dan Gaji, Sewa Tanah, Bunga Modal, Dan
Keuntungan. Termasuk Sebagai Komponen Penyusun PDRB Adalah Penyusutan Barang
Modal Tetap Dan Pajak Tidak Langsung Neto. Jumlah Semua Komponen Pendapatan Ini
Per Sektor Disebut Sebagainilai Tambah Bruto Sektoral. PDRB Merupakan Jumlah
Dari Nilai Tambah Bruto Seluruh Sektor (Lapangan Usaha).
C. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
PDRB Adalah Jumlah Semua Pengeluaran Untuk
Konsumsi Rumah Tangga Dan Lembaga Swasta Yang Tidak Mencari Untung, Konsumsi
Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, Perubahan Inventori, Dan
Ekspor Neto Di Suatu Wilayah/Region Pada Suatu Periode (Biasanya Setahun). Yang
Dimaksud Dengan Ekspor Netto Adalah Ekspor Dikurangi Impor.
3. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional Adalah Jumlah Pendapatan
Yang Diterima Oleh Seluruh Rumah Tangga Keluarga (RTK) Di Suatu Negara Dari
Penyerahan Faktor-Faktor Produksi Dalam Satu Periode, Biasanya Selama Satu
Tahun.
Konsep Pendapatan Nasional Pertama Kali
Dicetuskan Oleh Sir William Petty Dari Inggris Yang Berusaha Menaksir
Pendapatan Nasional Negaranya(Inggris) Pada Tahun 1665. Dalam Perhitungannya,
Ia Menggunakan Anggapan Bahwa Pendapatan Nasional Merupakan Penjumlahan Biaya
Hidup (Konsumsi) Selama Setahun. Namun, Pendapat Tersebut Tidak Disepakati Oleh
Para Ahli Ekonomi Modern, Sebab Menurut Pandangan Ilmu Ekonomi Modern, Konsumsi
Bukanlah Satu-Satunya Unsur Dalam Perhitungan Pendapatan Nasional. Menurut
Mereka, Alat Utama Sebagai Pengukur Kegiatan Perekonomian Adalah Produk
Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), Yaitu Seluruh Jumlah Barang Dan
Jasa Yang Dihasilkan Tiap Tahun Oleh Negara Yang Bersangkutan Diukur Menurut
Harga Pasar Pada Suatu Negara.
SUMBER :